GUDANG DEWASA, Organ seksual wanita adalah satu anggota tubuh yang mengundang banyak pertanyaan. Meski setiap wanita memilikinya, masih banyak misteri seputar organ seksual ini yang belum terungkap bagi awam. Salah satunya adalah ereksi yang terjadi ketika wanita menerima rangsangan seksual. Belum banyak yang tahu bahwa seperti halnya pada penis laki-laki, wanita ternyata juga bisa ereksi. Namun, ereksi wanita terjadi pada bagian vagina yang disebut klitoris. Penasaran dengan serba-serbi ereksi klitoris wanita? Simak informasi lengkapnya di bawah ini.
Apa yang terjadi kalau wanita terangsang?
Anda mungkin sudah tahu bahwa wanita yang menerima rangsangan seksual akan mengeluarkan cairan vagina. Hal ini menyebabkan area vaginanya basah. Cairan ini berfungsi sebagai pelumas supaya ketika penis melakukan penetrasi, vagina atau penis tidak akan bergesekan dengan terlalu keras hingga luka.
Hal lain yang mungkin terjadi ketika wanita terangsang adalah puting payudara mengeras. Ini karena saat menerima rangsangan seksual, tubuh akan memproduksi hormon adrenalin. Di luar kendali Anda, adrenalin akan menyebabkan kontraksi pada kulit seperti sensasi merinding. Salah satu bagian tubuh yang mengalami efek ini adalah puting payudara.
Biasanya dua hal tersebut adalah tanda-tanda seorang wanita merasa terangsang yang sudah diketahui umum. Akan tetapi, ada organ tubuh lain yang peka terhadap stimulasi seksual, yaitu klitoris. Klitoris terletak di antara bibir vagina dan fungsinya murni untuk merasakan kenikmatan yang sifatnya erotis. Ketika terangsang, klitoris akan mengalami ereksi.
Wanita juga bisa ereksi
Ereksi yang dialami wanita tentu berbeda dengan ereksi pria. Pada laki-laki, penis akan menjadi tegang dan keras akibat meningkatnya aliran darah. Sementara itu, pada perempuan ereksi akan terjadi di klitoris. Klitoris yang ereksi akan membesar dan terasa lebih keras. Ereksi klitoris wanita ini terjadi ketika darah mengalir menuju daerah vagina dan mengisi klitoris sehingga tampak lebih besar dan keras. Setelah itu, ereksi tersebut akan berangsur-angsur hilang.
Kondisi ini bisa dicapai ketika wanita mendapat rangsangan di daerah klitoris. Masalahnya, tak semua wanita sering atau pernah menerima stimulasi yang cukup intens di area tersebut. Maka jarang pula ada wanita yang mengalami ereksi klitoris atau menyadari ereksi tersebut saat bercinta. Ketika berhubungan seks, klitoris jarang mendapat perhatian dari pasangan atau diri sendiri. Ini karena ketika penetrasi, organ intim yang jadi fokus dan mendapat rangsangan paling banyak adalah bukaan vagina.
Padahal, klitoris wanita terdiri dari sekitar 8.000 ujung saraf yang sangat peka. Jika ingin membantu wanita mencapai puncak kenikmatan, titik inilah yang paling mudah dirangsang. Banyak yang mengaku dirinya hanya bisa orgasme jika bagian klitorisnya diberi perhatian khusus.
Namun, meskipun sudah dirangsang sedemikian rupa, masih ada juga wanita yang tidak berhasil mencapai ereksi atau orgasme. Ini karena setiap klitoris memiliki tingkat kepekaan yang berbeda-beda. Ada wanita yang hanya butuh sedikit sentuhan saja, tapi ada yang harus diberi rangsangan yang lebih kuat. Bentuknya pun berbeda-beda. Ada yang menonjol ke luar dan berukuran besar, ada juga yang letaknya tersembunyi di balik dua bibir vagina dan berukuran kecil.
Ereksi klitoris wanita juga punya ciri khasnya masing-masing. Beberapa wanita yang sedang ereksi akan menunjukkan klitoris yang seolah membengkak dan sangat keras sehingga terasa sakit jika disentuh. Ada juga wanita yang kalau sedang ereksi klitorisnya tak jauh berbeda dibandingkan dengan keadaan normalnya.
Ereksi klitoris bisa terjadi berkepanjangan
Walaupun jarang terjadi, ada juga orang yang mengalami ereksi klitoris wanita berkepanjangan. Ini berarti ereksi tak kunjung hilang setelah lebih dari satu atau dua jam. Kondisi ini disebut dengan priapismus (priapism). Wanita yang menderita priapismus akan kesulitan untuk mengendalikan klitorisnya dari ereksi.
Hal ini biasanya terjadi karena ada masalah dalam peredaran darah Anda. Akibatnya, klitoris tak bisa melemas lagi seperti biasanya dan darah terjebak di area klitoris. Komplikasi yang ditimbulkan antara lain pembengkakan, penggumpalan darah, dan fibrosis. Segera periksa ke dokter dan fasilitas kesehatan jika Anda mengalaminya. Biasanya ereksi klitoris berkepanjangan bisa diatasi dengan obat-obatan yang diresepkan dokter.
0 Komentar